Sabtu, 17 Oktober 2015

::BiSu::

Awal pagi ini, aku melihat sepasang suami isteri bisu di celah ramai orang di dalam train.

Bergurau senda dalam bahasa isyarat mereka. Terkadang tangan lima, dua, pistol, burung (sign tanda macam kita main osom), dll.... Terfikirku sejenak.

Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Seandainya kita ini merasa serabut dengan bebelan orang tuamu,
Ingatlah,
Sebenarnya ia satu nikmat,
Yang kau sebenarnya masih beruntung mampu mendengar suara mereka di gegendang telingamu,
Walhal apa yg mereka bebelkan itu bukanlah sia-sia,
Ini kerana tanggungjawab mereka utk menjadikanmu dewasa dengan terjaga.

Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Mungkin acapkali kita terlupa,
Merenung susuk tubuh ibu ayah,
Dahulu kulitnya tegang, tenaganya kuat,
Memerah keringat, menjaga kakak adik,
Tapi kini,
Lupakah engkau usia itu sedang memakan mereka,
Sakit tubuhnya makin kerap,
Uban putih makin merebak,
Urat makin nampak,
Tapi dalam tua mereka masih lagi memerah keringat,
Demi rezeki kita sekeluarga.

Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Sampai bila kita nak merasa ego dengan diri,
Asal ditegur, rasa dikongkong,
Asal ditegur, rasa menyampah,
Asal ditegur, rasa rimas,
Janganlah engkau minta dunia ini didiamkan sepertimana dunia si bisu dan pekak,
Sunyi dari bebelan, sunyi dari teguran,
Mungkin engkau rasa dengan sunyinya semua itu bisa membuatmu aman,
Tapi tidak!
Engkau hanya mampu bertahan cukup sehari tanpa dengar suara,
Kelak engkau akan rindu untuk mendengar, mendengar dan mendengar lagi....

Si bisu itu masih lagi di bangku duduknya,
Bicara dalam bahasa isyarat yang entah apa maksudnya,
Apakah rasanya dunia mereka?

Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Jangan rasa diri ini hebat,
Kalau kulit ibu ayahmu masih belum disentuh,
Rambutnya tak pernah engkau sikat,
Badannya tidak engkau cuba redakan sakitnya,
Rasalah kulit mereka yg dahulu kita pegang erat,
Sekarang uratnya timbul, kulitnya tak tegang, tulangnya terasa,
Rambutnya dulu hitam menawan, kini putih menyinggah,
Badannya dulu tegap, kini dh x larat,
Hebat lagikah kita?

Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Dunia ini sekejap sahaja,
Kita semua akan pergi jua,
Sementara ibu ayah masih ada,
Jagalah hati dan jasad mereka,
Sebab syurga kita masih di bawah mereka.

17/10/2015, 8.25am

Selasa, 30 Disember 2014

::$ELaMaT PeNGaNTiN BaRu LaGi_Ke$aYaNGaN 1::


6 Dec 2014, Port Dickson- Selamat Pengantin Baru kesayangan semua. Yang ke-3 daripada kita semua. Sangat2 happy, tumpang gembira untuk Aimi. Satu lagi terpaksa dilepaskan dari yang ada. =( Moga baik2 sahaja Aimi dengan kehidupan baru. Jangan letih, kurangkan mengeluh meniti kehidupan ini. Doakan juga untuk kawan-kawan kita yang lain. Jangan lupakan kami ya walaupun lepas ni kita tak tahu apa akan terjadi. Kami as sahabat mengahrapkan yang terbaik untuk semua. 

25 Dec 2014, Cheras Perdana- Selamat Pengantin Baru juga untuk Kesayangan Afiqah Azumi. Maaf kunjungan ke majlis tak lama. Sekejap sahaja dapat pergi. Thanks juga untuk Atikah Shaari & Syahirah sebab masih lagi sudi menumpangkan sy turut serta. Sebak rasanya bila si pengantin sendiri minta didoakan. Maaf fiqa, sebak rasa. I really hope both of u nanti sama-sama kuat untuk hidup akan datang. Doakan kawan kita jugak ya, atikah, syira, dll...






Jumaat, 5 Disember 2014

:: DALAM PENANTIAN SEORANG AKHWAT ::

Entri ini adalah perkongsian daripada seorang kakak di office. Diambil daripada perkongsian di fb ~:* Mutiara Hikmah ( Meniti Cinta Keredhaan Illahi ) *:~. Moga ada manfaat dapat dilihat dan diambil daripada penyampaian kisah ini. 
(fully indonesian version. Harapnya faham sedikit atau banyak)




http://www.fizgraphic.com/2013/01/freebies-doodle-muslimah-duduk-bersila.html
(dijemput juga visit page doodle yang comey ini. saya suka hasilnya)
Bagi seorang gadis, ada masa penantian yang acapkali menimbulkan suasana rawan, menanti jodoh. Padahal jodoh, maut dan rezeki adalah wewenang Allah semata. Tak ada sedikitpun hak manusia untuk mengkla...im wewenang tersebut. Tapi, watak manusia terkadang lupa dengan janji Allah. Apalagi bila lingkungan sekitarnya terus menerus memburu'nya untuk menikah, sementara jodoh yang dinantikan tak kunjung tiba. Dalam keadaan demikian, kerap muncul bermacam efek yang dapat membahayakan dirinya.

Seorang wanita akan dianggap dewasa bila ia telah mengalami menstruasi. Islam mencatat masa ini sebagai masa awal mukallafnya seorang wanita. Yang perlu diketahui, wanita sekarang menjadi akil baligh jauh lebih cepat dibanding masa dahulu. Dua puluh tahun yang lampau, wanita paling cepat mengalami menstruasi pada usia 15 tahun. Namun pada masa ini, tak jarang wanita mulai mens pada usia 11 tahun. Akibatnya, kedewasaan wanita terhadap masalah-masalah perkawinan akan meningkat secara cepat.

Keresahan mulai melanda tatkala usia sudah merangkak naik, tapi calon suami tak kunjung datang. Tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak layak dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap sebagai teladan dilingkungannya. Ada muslimah-muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara walimah ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Ada juga yang bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.

Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. Terlebih bila sedang menghadiri acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Ia akan melakukan berbagai hal agar "terlihat", berkomentar hal-hal yang nggak perlu yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar ada laki-laki (ikhwan) yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata laki-laki, kajian dengan tema "ikhwan" pun menjadi satu wacana favorit yang tak kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah.

Data yang terlihat dibeberapa biro jodoh juga menambah daftar panjang fenomena yang menggambarkan betapa kaum Hawwa sangat dihantui masalah-masalah rawan yang membuat kita berpikir panjang dan harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Tentang hal diatas, Al qur'an dengan apik mengisahkan ketidakberdayaan seorang wanita menghadapi masa penantian. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali ..." (QS. An Nahl:92).

Pernikahan memang bukan fardhu. Tidak ada dosa atas seseorang yang tidak menikah selama ia memang tidak menentang sunnah Rasul ini. Jadi, sekarang atau nanti kita menikah, bukanlah problem utama. Yang terpenting adalah bagaimana mengisi masa-masa penantian ini dengan hal-hal yang positif ataupun aktifitas yang berkenaan dengan persiapan pra nikah.

Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seseorang tenang dalam melangkah. Istilah "perawan tua" tidak akan menggetarkan perjalanannya dan membuat dia berpaling dari jalan dakwah. Kalaupun tak berjodoh di dunia, bukankah Allah akan menggantikannya di akhirat kelak sesuai dengan tingkatan amalnya?

Kebersihan hati juga akan sangat menentukan sikap qona'ah (ikhlas menerima dan merasa cukup) terhadap pemberian Allah. Sehingga ia dengan senang hati menerima, jika sekiranya Allah memberinya jodoh seseorang yang secara fisik (selain agama) tidak sesuai harapannya, agar tidak kaget melihat standar kebahagiaan yang diluar bayangannya.

Orang tua dan keluarga juga perlu dikondisikan, agar mereka tidak menyalahkan Islam. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa jilbab adalah yang selama ini menjadi penghalang anaknya tidak mendapatkan pasangan.

Selain itu, bersabar dan berdo'a nampaknya merupakan kunci mutlak untuk menstabilkan moral (akhlaq). Dengan kesabaran, ada pintu-pintu yang terbuka yang barangkali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada. Dengan do'a, ada jalinan mesra dengan Sang Pemilik. Mungkin tidak saat itu juga do'a-do'a kita akan segera dikabulkan, tetapi bukankah do'a adalah ibadah? Jadi, semakin banyak do'a terucap, semakin banyak pula ibadah dilakukan.

Buat para muslimah yang baru saja menikmati keindahan meneguk bahtera rumah tangga, tampaknya ada sikap yang harus dilakukan untuk menjaga perasaan muslimah yang belum menikah. Istri-istri baru itu, biasanya senang "mengompori". Sebenarnya sikap ini sah-sah saja, agar tampak bukti bahwa menikah tanpa pacaran, menikah dalam rangka dakwah adalah "pengorbanan" yang menyejukkan. Tapi jika hanya sekedar memanasi tanpa solusi, sebaiknya sikap seperti itu ditahan. Apalagi jika si muslimah

itu tidak siap dengan cerita-cerita seputar nikah itu, bisa jadi akan memedihkan perasaannya.

Namun demikian, lain halnya dengan muslimah-muslimah yang 'bandel', yang dengan berbagai alasan kerap menolak untuk menikah meski seharusnya sudah siap. Baik tuntutan dakwah maupun tuntutan lainnya.

Menikah adalah ibadah. Tapi, ia bukan satu-satunya ibadah. Masih banyak alternatif ibadah yang bisa dilakukan. Alangkah naifnya bila kita malah banyak membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan yang tak kunjung juga teralami. Masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran potensi kita. Mumpung masih gadis, optimalkanlah potensi diri. Karena kelak, jika kesibukan menjadi istri dan ibu menghampiri kita, waktu untuk menuntut ilmu, menghapal ayat Qur'an dan hadits, bahkan untuk bertemu Allah di sepertiga malam, tentu saja akan berkurang. Nah, kenapa tidak kita optimalkan sejak sekarang?


http://shadowness.com/SyfTalkie/ta-ta-ta-2 

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar" (QS 3:142) Waallahu A'lam Bissowab. 

Rabu, 3 Disember 2014

::ReDHa CiNTA::




“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon cintaMu dan cinta orang yang mencintaiMu serta cinta yang dapat mendekatkanku kepada cintaMu.

Ya Allah, apa saja yang Engkau anugerahkan kepadaku daripada apa yang aku cintai maka jadikanlah ia kekuatan untukku dalam mencintai apa yang Engkau cintai dan apa sahaja yang Engkau singkirkan daripada apa yang aku cintai maka jadikanlah ia keredaan untukku dalam mencintai apa yang engkau cintai.

Ya Allah, jadikanlah cintaMu sesuatu yang paling aku cintai daripada cintaku kepada keluargaku, hartaku dan air sejuk pada saat kehausan.

Ya Allah, jadikanlah aku mencintaiMu, mencintai malaikat-malaikatMu, RasulMu dan hambaMu yang salih.

Ya Allah, hidupkanlah hatiku dengan cintaMu dan jadikanlah aku bagiMu seperti apa yang Engkau cintai.

Ya Allah, jadikanlah aku mencintaiMu dengan segenap cintaku dan seluruh usahaku demi keredaanMu.”




Selasa, 2 Disember 2014

::KaK iNTaNaZMi::

Intanazmi? Nama baru ek? hee... maaf kak. Entri ni dedicate untuk akak  & semua secara umum. Pertama sekali, empunya yang nak dientrikan kali ni mesti xdapat baca. y? sebab blog ni bukan bombastic sangat untuk di follow. Ngee... OK. 

Dah selamat bersuami beristeri =) Tahniah
Sekalung doa untukmu kak kerana akhirnya tiba hari akak. 

Invitation dapat secara maya, event, whatsapp. 

Tapi, tak terkejut walaupun memang x tahu akk dengan dia. Cuma macam ternganga jugak la. 

Ternganga bukan sebab apapun. Tapi disebabkan pengalaman bermusafir dengan akk ni kan, teman g sane sini lagi2 Skudai, macam-macam la akak share. 

Ate... kita malu la bila pikir balik kak. Nak je kate, ouh... ni ke orangnya yang kak kate "lambat lagi, dia nak sambung belajar sampai phd", "tut......", "tut......." (sarikata ditutup. X boleh cerita terang-terang semuanya). 

Lucu kak, ingat balik zaman di BOMI, bilik jksk, tempat program, rumah. hamboi2, sahabat2 seangkatan pun sampai tanya tang mana main-main mata ni. Ahaks! (gurau jek). hee.. 

Lama yang akak cakap tu pun dah tiba masanya. Dah selamat temu jodoh. Insya Allah. Makin mantapkan tarbiyah dengan tarbiyah. Jemput penceramah mudah la sekarang. sekali harung dapat 2 penceramah terus. Forum?????? (tak penah lagi kak.. haha.. Forum Tarbiyah. ok, bunyi macam menarik tu. Tak pernah dibuat lagi. Ok, Cik Puan Linda, PokMing, sila bagi nama program. Ada saham tu bila orang guna lepas2 ni)

Apa-apa pun, nak bagitau akk, terima kasih banyak-banyak sudi ajar saya banyak perkara tentang sudut pandang dalam tarbiyah walaupun x banyak dapat hadam & pergi jauh. Terima kasih jugak kak sebab bagi peluang & kepercayaan bantu akak menjadi tulang belakang Tarbiyah dalam tempoh "pemerintahan" akak. Tempoh tu sangat banyak perubahan dalam diri. Banyak benda belajar dan paksa diri over zon selesa. Dan terima kasih akak, berleter & banyak mendezupkan hati ni dengan gerak kerja lillahitaala. 

Ketahuilah, dengan lujnah inilah banyak mendidik, memperbaikai diri 360 darjah berbeza dalam hidup. Sahabat-sahabat yang tiada gantinya. Gaduh-gaduh jugak, Tapi moment tu tak semua dapat rasa seperti apa yang kita rasa. Terima kasih sahabat-sahabat semua secara langsung & tak langsung bantu perubahan diri ini. Maaf andai apa yang kalian harapkan tak mampu digerakkan oleh jasad ini seorang diri. Moga kalian lebih kehadapan. 

Don't forget me in ur Du'a.... 


Tahniah sekali lagi kak intanazmi. 

*Azmi, jaga kak intan baik2. Dia selalu cakap dah penat jadi driver! (haha.. ok, cau dulu). 

*Lupa, dedicate this song for both of u. maaf, x dapat hadir majlis kalian. (t nak hadiah yg sama mcm ni jugak tau. hee... )




::GeNaP SeTaHuN JaGuNG?::

we are here @ Putrajaya
4 November 2013 (Isnin) - 4 November 2014 (Selasa) 

Hari pertama bekerja secara rasmi selepas graduate meski untuk post sementara lagi. (ouh ya, sebelum ni cikgu ya)

Datang kerja dalam keadaan blank. Mana tidaknya, bidangnya 100% bukan daripada apa yg di"graduate" kan. 

Daripada episod berkenalan-kenalan dengan semua orang yang baru, hinggalah jadi rakan (professional bg yang lelaki je).

Daripada bertatih buat surat rasmi kementerian, memo kementerian, calling2, hello2, meeting2, outstation2 etc. semuanya diajar dan belajar secara tak rasmi. 

Everyday is a learning day. 

Tak boleh berlagak dengan kemahiran yang ada tetapi berkongsi apa yang ada. 

Sebab, antara kemahiran yang kita tahu tidak semuanya diaplikasi dan kita berlapang dada untuk belajar perkara baru dalam hidup. 

Ada suka, ada duka. 

Yang suka, kita simpan. Yang duka, kita waspada. 

Stress, biasa. Menangis, tak biasa. Sakit hati, biasa (sakit telinga, badan semuanya adalah. complete set). Pendam, selalu. Marah, ermmm... kadang-kadang jek (ahaks!). baik hati, urm.... (uhuk2. x boley jawab la. nanti terlebih perasan pulak)

Pengalaman yang setahun jagung ini sedikit sebanyak membuka mata melihat dari sudut yang lain. 

1) Rezeki adalah hasil daripada titik peluh kita, Juga tak lupa hakikatnya datang dari Allah jua. Tetapi, tatkala terima rezeki extra tu, belum tentu ianya milik kita. Boleh jadi, yg extra tu bukan "halal" untuk kita, mungkin juga ianya hak orang lain. 

2) Rezeki, untuk dibahagi, dirasai. Not 100% milik kita meski kita meletakkan usaha untuk pekerjaan tersebut. Percayalah, ada bahagian untuk orang lain. Maka, tidak dilupa untuk siap-siap bahagi rezeki itu dengan istiqamah. Biarlah sedikit, asal istiqamah. 

3) Mengenali manusia ni, kena berlapang dada juga. Meski kita pun "macam" nampak baik atau dipandang baik, tapi jangan jadikan sifatmu, sikapmu memandang seseorang yang masih belum baik fizikalnya sebagai jijik, hina, rendah martabat. Kerana dengan seseorang yang kamu pandang rendah itu ada potensi menjadi jauh lebih baik darimu. Mungkin kerana dengan sikapmu, boleh jadi dia makin jauh untuk jadi lebih baik. 1 je pesanan, diam itu lebih baik on certain things. Doa dan nasihat berhikmah jangan dilupa. Lazimi perkara yang benar. Jadilah "minyak wangi" yang menyebarkan wangian kebaikan disekelilingmu. Insya Allah. Sedikit usaha yang menyumbang kepada perubahan seseorang, sangat bagus! 

4) Rezeki yang halal datang dari kerja yang amanah. Amanah dalam pekerjaan teruji dalam setiap pekerjaan. Dari sekecil-kecil perkara. Tak boleh bertangguh-tangguh. Tak boleh layan movie, facebook, youtube, berblog walhal kerja dikesampingkan. Tak boleh ambil harta benda kerajaan untuk perkara peribadi meski nak guna dakwat pen opis untuk buat diari? Print resume untuk hantar surat/dokumen permohonan kerja? Stok pen untuk rumah?etc. saya sangat terpengaruh/ takut dengan pengajaran dari Umar Abdul Aziz kisah lilin untuk urusan kerja & lilin untuk urusan peribadi. Sampaikan nak guna pen untuk menulis pun terfikir-fikir ianya hak kerajaan (duit rakyat). Biarlah dikelilingi fasiliti hak kerajaan di pejabat, asalkan betul kegunaan nya untuk bantu rakyat, bukan untuk peribadi. (ada benda yang boleh, jika diizinkan)

5) Jaga mulut. Syuhhh.... Kerana mulut, badan binasa. Undur perahu boleh lagi, undur kata rosak binasa. Kata ibarat pedang. Shin3x~ cot..cet..cot..cet dibolehkan tapi ada hadnya. Bila hadnya? Bila orang lain atau kita dah nak masuk entri cerita gossip, maka baiklah istighfar & berlalu pergi dari tempat tu. Sungguh! Perempuan, Lelaki, sama sahaja. 

6) Pertahankan aurat walau dimana tempatnya, masanya, dengan sesiapa sahaja. Kalau dah tahu Dato' tu jenis bersalaman x kira laki perempuan, maka pandai-pandailah jaga diri ya. Bukan nak melonggarkan tapi better jaga diri sendiri dari kita dengar cakap orang lain yang kita longgarkan prinsip diri. Why not just let a pair of glove in your blazer? mudah kan? Biarlah orang tu terasa. 

7) Waktu yang di claim untuk kerja biarlah dimanfaatkan. Bukan claim OT untuk kerja lebih masa dengan kerja-kerja x sepatutnya. isyh3... 

8) Perkara opis elakkan bawa ke rumah. Office is for Work. Home is for family. Jarang saya ni nak buat kerja di rumah (pemalasnya.... =D ) . Bukan, sebab badan ni pun bukan ada wayar-wayar, badan besi macam robot. so, kita tetap perlukan kasih sayang orang rumah untuk kehidupan kita. Ye dop? ^_^

9) etc.


Banyak lagi, cuma banyak lupa. Sebab hari-hari yang berlalu selama setahun ni terlalu banyak benda terjadi. Penyakit nyanyuk pun dah mula. so bad... apa-apa pun, saya tetap bersyukur kerana setahun ini mampu belajar perkara baru! 

This is what i can say, from zero to become heroin. =)

Barulah boleh panggil i setahun jagung. =)















Khamis, 16 Oktober 2014

::Interesting Things To Do In Life::

Rasminya, 26 Jun 2013.

Hari terakhir bergelar mahasiswi.

1 tempoh yang sangat mendidik jiwa, peribadi, minda saya.

Konvo, 27 Oktober 2013.

*************************************************************
Adalah normal bila seseorang bertanya hala tuju seorang graduan.

Kerjakah? Sambung belajarkah? Kahwin???? erm...

Namun saya percaya, setiap satunya pilihan, ada cabang cabarannya tersendiri.

Me?

************************************************************

Setahun sudah berlalu. Cepat sangat. Andainya ini pilihan yang baik, tetap akan diteruskan.

Kadang-kadang kita tiada arah yang mapan untuk menempuh sesuatu benda.

Kadang-kadang kita mengikut arus, kadang-kadang juga terpaksa menongkah arus.

Kerana kita tak bisa merancang terlalu jitu, kerana juga hati yang rapuh untuk berdepan dengan dunia.

Hidup sebagai 'dewasa' ini seolah-olah dilepaskan dari sangkar untuk hidup di luar sana.


Kejuruteraan... adalah keperluan... fardh kifayah.

Ad-din... agama... adalah kewajipan... fardh 'ain.


Antara kesesakan di bidang kejuruteraa dulu, menyelit untuk mencari ilmu ad-din. Tak banyak pun (sebab hati ni terlalu manja dengan dunia). Lebih elok daripada zero...

Juga, antara impian selepas Degree Eng., ad-din... Hajatnya double degree. Jordan. Tak kesampaian.

Juga, Master in Falak, tidak kesampaian, dek ongkos yang tinggi. Masih belum mampu.

******************************************************************

Apabila seorang hamba berjalan mencari ilmu, akan dipermudahkan jalannya menuju syurga.

(kata-kata azimat ketika belajar peribahasa arab BA dulu)


Lama berfikir, ilmu tinggi mana pun, agama tiada, kemana hala tuju akhiratku?

Master kah yang dikejar? Duitkah yang dikepuk-kepuk untuk hidup?

No.

Kerja untuk amanah. Ilmu untuk pendamping.

Maka, tidak salah 2 in 1. Kerja+Belajar.

Penat dunia, moga dapat didik hati ini ingat pada akhirat. Insya Allah.

****************************************************************

Modul 1:

  • Pengantar kepada Syariah Islam
  • Pengajian Al-Quran
  • Pengajian As-Sunnah
  • Amalan Ijtihad
Modul 2: 
  • Sistem Ibadat Islam
  • Sistem Kekeluargaan Islam
  • Sistem Jenayah Islam
  • Sistem Muamalat Islam
Modul 3:
  • Syariah Islam dan Masyarakat Malaysia
  • Sistem Politik Islam
  • Sistem Pengadilan Islam
  • Pentadbiran Syariat Islam di Malaysia

Alhamdulillah, Stage 1 dan 2 telah selesai. Moga ilmu yang dituntut dapat membantu ummah ini. 

Next, Stage 3 insya Allah dalam tempoh beberapa minggu lagi. 

Di saat sahabat-sahabat dan rakan lain berkonvo Master, aku akan berkonvo Sijil. 

Sekali lagi aku memujuk, bukan master yang dikejar, tetapi akhirat sana. 

Pandulah kehidupan dengan agama, Agama yang kukuh dan yakin. 

*****************************************************************

#Hajatnya nak berkongsi setiap subjek di atas di entri lain. Sebagai ulangkaji, tingkat kefahaman, share. 



::Berkongsi Kasih, Tidak Sebanding Yang Pertama::

Seminggu ini, saya kerap view profile keluarga beliau.

Suami, Isteri, Anak-anak. 

Entah. 

Seolah-olah lahir satu rasa yang berbaur. 

Sebenarnya, beliau bukanlah seseorang yang saya kenal rapat. 

Senior. 

Hanya dengar kisah-kisah daripada sahabat & jemaah. 

Hanya si isterinya sahaja yang kenal. Itupun bersua muka sekali dua ja sepanjang pengajian di universiti dulu. 

Rezeki, Jodoh, Ajal semuanya di tangan Allah. 

Pantas, apabila Allah nak ambil, Dia akan ambil. 

Pantas jua, apabila Allah mengtaqdirkan hadirnya seseorang, Dia salurkan jalannya. 

Ditaqdirkan Allah mengambil si isterinya dalam kecelakaan. 

Seorang isteri, yang cekal, istiqamah, qawiy di jalan dakwah, tarbiyah. 

Kebanyakan kenalan terasa pemergiannya. 

Menjadi sumber inspirasi. 

Si isteri meninggalkan suami tercinta, anak-anak yang manja, soleh. 


Maka, 

Tatkala anak-anak muda, kecil, masih lagi dahagakan didikan seorang 'ummi'. 

Tiada galang gantinya.

'Mami' disunting dan hadirnya sebagai penyampung amanah. 

Allahu... Robbi


Post lain berlegar di Newsfeed. 

Hari Jumaat, Kahfi!

Kakak ini shared tips menghabiskan Kahfi. Post sebelum ini empunya fb seorang lagi yang turut ditag si suami. 

Siapa dia? Kenapa bertiga?


Allahu Robbi... 

Fb arwah isterinya.

Si suami tetap berkongsi inspirasi, kenangan isterinya pertama sehingga kini.

Untuk tatapan semua, untuk sumber inspirasinya.

Allahu Robbi...

Allah sahaja yang tahu rasa di hatinya. 

Kakak jua sebagai berkongsi kasih dan penyambung amanah untuk anak-anak. 


Mulianya hatimu kakak. 

Menggalas amanah ini. 

Suami jua tidak meninggalkan arwah, kekal hidup selamanya, dihati, di ingatan. 

1 keluarga yang luarbiasa hidup kerana Allah.


Sungguh, Berkongsi kasih. Tidak sebanding yang pertama, yang berdegup menjadi 'hatinya'. 

Jua, berkorban menahan perit berkongsi kasih, kerana yakin Allah lebih tahu untukmu. 


********************************************************************

Sedangkan Rasulullah saw tetap merindukan Khadijah.... 

Hingga bila-bila pun... 

Apatah lagi manusia biasa... 

*********************************************************************

#Orang kata, kehilangan (meninggal) pasangannya (suami/isteri) seolah-olah hilang separuh dari nyawanya.... T_T

*********************************************************************

Allah, beriku kekuatan... T_T


Selasa, 7 Oktober 2014

::SaKiT TaPi SaYaNG::

Hati terusik kembali saat terlihat gambar ini di muka buku (facebook)....

"......"
Maaf...
Banyak memberi duka
Banyak melukai
Banyak tidak melihat dan tanya khabarmu
Ketika sakit
Ketika gembira
Ketika duka
Banyak tiada saat kamu keseorangan,
Perlukan teman
Perlukan telinga dan hati
Mendengar dan memahami kisah-kisahmu

Maaf,
Kerap kamu memarahiku
Kerana acap kali kurang memahamimu
Menyakitimu
Tiada untukmu
Konon-konon faham akan keadaanmu

Ya,
Aku tidak sepertimu
Jauh... Sangat jauh
Makin kau mengenaliku
Mungkin makin kau nampak kekuranganku
Tak mengapa kau menjauhiku kerana kekuranganku
Aku juga berharap engkau layak mendapat yang terbaik
Moga kau dapat mencari pengganti yang lebih baik dariku

Walau apa-apa pun
Jika satu hari nanti sesuatu akan terjadi pada diriku
Kau hanya perlu tahu
Aku bersyukur pernah mengenalimu dalam hidupku

#saatdanwaktuituseolahmakinhampir#

Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi Muhammad itu pesuruh Allah.

#sayang1000kalisayang#

#sayangbiarbawakesyurga#