:::ANNAFS:::
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhainya. Masuklah dalam golongan hamba-hambaku dan masuklah ke dalam syurgaku." ~al-Fajr, ayt 27-30~
Khamis, 23 Mac 2017
Sabtu, 17 Oktober 2015
::BiSu::
Awal pagi ini, aku melihat sepasang suami isteri bisu di celah ramai orang di dalam train.
Bergurau senda dalam bahasa isyarat mereka. Terkadang tangan lima, dua, pistol, burung (sign tanda macam kita main osom), dll.... Terfikirku sejenak.
Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Seandainya kita ini merasa serabut dengan bebelan orang tuamu,
Ingatlah,
Sebenarnya ia satu nikmat,
Yang kau sebenarnya masih beruntung mampu mendengar suara mereka di gegendang telingamu,
Walhal apa yg mereka bebelkan itu bukanlah sia-sia,
Ini kerana tanggungjawab mereka utk menjadikanmu dewasa dengan terjaga.
Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Mungkin acapkali kita terlupa,
Merenung susuk tubuh ibu ayah,
Dahulu kulitnya tegang, tenaganya kuat,
Memerah keringat, menjaga kakak adik,
Tapi kini,
Lupakah engkau usia itu sedang memakan mereka,
Sakit tubuhnya makin kerap,
Uban putih makin merebak,
Urat makin nampak,
Tapi dalam tua mereka masih lagi memerah keringat,
Demi rezeki kita sekeluarga.
Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Sampai bila kita nak merasa ego dengan diri,
Asal ditegur, rasa dikongkong,
Asal ditegur, rasa menyampah,
Asal ditegur, rasa rimas,
Janganlah engkau minta dunia ini didiamkan sepertimana dunia si bisu dan pekak,
Sunyi dari bebelan, sunyi dari teguran,
Mungkin engkau rasa dengan sunyinya semua itu bisa membuatmu aman,
Tapi tidak!
Engkau hanya mampu bertahan cukup sehari tanpa dengar suara,
Kelak engkau akan rindu untuk mendengar, mendengar dan mendengar lagi....
Si bisu itu masih lagi di bangku duduknya,
Bicara dalam bahasa isyarat yang entah apa maksudnya,
Apakah rasanya dunia mereka?
Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Jangan rasa diri ini hebat,
Kalau kulit ibu ayahmu masih belum disentuh,
Rambutnya tak pernah engkau sikat,
Badannya tidak engkau cuba redakan sakitnya,
Rasalah kulit mereka yg dahulu kita pegang erat,
Sekarang uratnya timbul, kulitnya tak tegang, tulangnya terasa,
Rambutnya dulu hitam menawan, kini putih menyinggah,
Badannya dulu tegap, kini dh x larat,
Hebat lagikah kita?
Wahai adikku,
Wahai kakakku,
Dunia ini sekejap sahaja,
Kita semua akan pergi jua,
Sementara ibu ayah masih ada,
Jagalah hati dan jasad mereka,
Sebab syurga kita masih di bawah mereka.
17/10/2015, 8.25am
Selasa, 30 Disember 2014
::$ELaMaT PeNGaNTiN BaRu LaGi_Ke$aYaNGaN 1::
25 Dec 2014, Cheras Perdana- Selamat Pengantin Baru juga untuk Kesayangan Afiqah Azumi. Maaf kunjungan ke majlis tak lama. Sekejap sahaja dapat pergi. Thanks juga untuk Atikah Shaari & Syahirah sebab masih lagi sudi menumpangkan sy turut serta. Sebak rasanya bila si pengantin sendiri minta didoakan. Maaf fiqa, sebak rasa. I really hope both of u nanti sama-sama kuat untuk hidup akan datang. Doakan kawan kita jugak ya, atikah, syira, dll...
Jumaat, 5 Disember 2014
:: DALAM PENANTIAN SEORANG AKHWAT ::
http://www.fizgraphic.com/2013/01/freebies-doodle-muslimah-duduk-bersila.html (dijemput juga visit page doodle yang comey ini. saya suka hasilnya) |
Seorang wanita akan dianggap dewasa bila ia telah mengalami menstruasi. Islam mencatat masa ini sebagai masa awal mukallafnya seorang wanita. Yang perlu diketahui, wanita sekarang menjadi akil baligh jauh lebih cepat dibanding masa dahulu. Dua puluh tahun yang lampau, wanita paling cepat mengalami menstruasi pada usia 15 tahun. Namun pada masa ini, tak jarang wanita mulai mens pada usia 11 tahun. Akibatnya, kedewasaan wanita terhadap masalah-masalah perkawinan akan meningkat secara cepat.
Keresahan mulai melanda tatkala usia sudah merangkak naik, tapi calon suami tak kunjung datang. Tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak layak dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap sebagai teladan dilingkungannya. Ada muslimah-muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara walimah ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Ada juga yang bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.
Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. Terlebih bila sedang menghadiri acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Ia akan melakukan berbagai hal agar "terlihat", berkomentar hal-hal yang nggak perlu yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar ada laki-laki (ikhwan) yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata laki-laki, kajian dengan tema "ikhwan" pun menjadi satu wacana favorit yang tak kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah.
Data yang terlihat dibeberapa biro jodoh juga menambah daftar panjang fenomena yang menggambarkan betapa kaum Hawwa sangat dihantui masalah-masalah rawan yang membuat kita berpikir panjang dan harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Tentang hal diatas, Al qur'an dengan apik mengisahkan ketidakberdayaan seorang wanita menghadapi masa penantian. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali ..." (QS. An Nahl:92).
Pernikahan memang bukan fardhu. Tidak ada dosa atas seseorang yang tidak menikah selama ia memang tidak menentang sunnah Rasul ini. Jadi, sekarang atau nanti kita menikah, bukanlah problem utama. Yang terpenting adalah bagaimana mengisi masa-masa penantian ini dengan hal-hal yang positif ataupun aktifitas yang berkenaan dengan persiapan pra nikah.
Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seseorang tenang dalam melangkah. Istilah "perawan tua" tidak akan menggetarkan perjalanannya dan membuat dia berpaling dari jalan dakwah. Kalaupun tak berjodoh di dunia, bukankah Allah akan menggantikannya di akhirat kelak sesuai dengan tingkatan amalnya?
Kebersihan hati juga akan sangat menentukan sikap qona'ah (ikhlas menerima dan merasa cukup) terhadap pemberian Allah. Sehingga ia dengan senang hati menerima, jika sekiranya Allah memberinya jodoh seseorang yang secara fisik (selain agama) tidak sesuai harapannya, agar tidak kaget melihat standar kebahagiaan yang diluar bayangannya.
Orang tua dan keluarga juga perlu dikondisikan, agar mereka tidak menyalahkan Islam. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa jilbab adalah yang selama ini menjadi penghalang anaknya tidak mendapatkan pasangan.
Selain itu, bersabar dan berdo'a nampaknya merupakan kunci mutlak untuk menstabilkan moral (akhlaq). Dengan kesabaran, ada pintu-pintu yang terbuka yang barangkali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada. Dengan do'a, ada jalinan mesra dengan Sang Pemilik. Mungkin tidak saat itu juga do'a-do'a kita akan segera dikabulkan, tetapi bukankah do'a adalah ibadah? Jadi, semakin banyak do'a terucap, semakin banyak pula ibadah dilakukan.
Buat para muslimah yang baru saja menikmati keindahan meneguk bahtera rumah tangga, tampaknya ada sikap yang harus dilakukan untuk menjaga perasaan muslimah yang belum menikah. Istri-istri baru itu, biasanya senang "mengompori". Sebenarnya sikap ini sah-sah saja, agar tampak bukti bahwa menikah tanpa pacaran, menikah dalam rangka dakwah adalah "pengorbanan" yang menyejukkan. Tapi jika hanya sekedar memanasi tanpa solusi, sebaiknya sikap seperti itu ditahan. Apalagi jika si muslimah
itu tidak siap dengan cerita-cerita seputar nikah itu, bisa jadi akan memedihkan perasaannya.
Namun demikian, lain halnya dengan muslimah-muslimah yang 'bandel', yang dengan berbagai alasan kerap menolak untuk menikah meski seharusnya sudah siap. Baik tuntutan dakwah maupun tuntutan lainnya.
Menikah adalah ibadah. Tapi, ia bukan satu-satunya ibadah. Masih banyak alternatif ibadah yang bisa dilakukan. Alangkah naifnya bila kita malah banyak membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan yang tak kunjung juga teralami. Masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran potensi kita. Mumpung masih gadis, optimalkanlah potensi diri. Karena kelak, jika kesibukan menjadi istri dan ibu menghampiri kita, waktu untuk menuntut ilmu, menghapal ayat Qur'an dan hadits, bahkan untuk bertemu Allah di sepertiga malam, tentu saja akan berkurang. Nah, kenapa tidak kita optimalkan sejak sekarang?
http://shadowness.com/SyfTalkie/ta-ta-ta-2 |
Rabu, 3 Disember 2014
::ReDHa CiNTA::
Selasa, 2 Disember 2014
::KaK iNTaNaZMi::
Dah selamat bersuami beristeri =) Tahniah |
*Lupa, dedicate this song for both of u. maaf, x dapat hadir majlis kalian. (t nak hadiah yg sama mcm ni jugak tau. hee... )
::GeNaP SeTaHuN JaGuNG?::
we are here @ Putrajaya |
Khamis, 16 Oktober 2014
::Interesting Things To Do In Life::
Hari terakhir bergelar mahasiswi.
1 tempoh yang sangat mendidik jiwa, peribadi, minda saya.
Konvo, 27 Oktober 2013.
*************************************************************
Adalah normal bila seseorang bertanya hala tuju seorang graduan.
Kerjakah? Sambung belajarkah? Kahwin???? erm...
Namun saya percaya, setiap satunya pilihan, ada cabang cabarannya tersendiri.
Me?
************************************************************
Setahun sudah berlalu. Cepat sangat. Andainya ini pilihan yang baik, tetap akan diteruskan.
Kadang-kadang kita tiada arah yang mapan untuk menempuh sesuatu benda.
Kadang-kadang kita mengikut arus, kadang-kadang juga terpaksa menongkah arus.
Kerana kita tak bisa merancang terlalu jitu, kerana juga hati yang rapuh untuk berdepan dengan dunia.
Hidup sebagai 'dewasa' ini seolah-olah dilepaskan dari sangkar untuk hidup di luar sana.
Kejuruteraan... adalah keperluan... fardh kifayah.
Ad-din... agama... adalah kewajipan... fardh 'ain.
Antara kesesakan di bidang kejuruteraa dulu, menyelit untuk mencari ilmu ad-din. Tak banyak pun (sebab hati ni terlalu manja dengan dunia). Lebih elok daripada zero...
Juga, antara impian selepas Degree Eng., ad-din... Hajatnya double degree. Jordan. Tak kesampaian.
Juga, Master in Falak, tidak kesampaian, dek ongkos yang tinggi. Masih belum mampu.
******************************************************************
Apabila seorang hamba berjalan mencari ilmu, akan dipermudahkan jalannya menuju syurga.
(kata-kata azimat ketika belajar peribahasa arab BA dulu)
Lama berfikir, ilmu tinggi mana pun, agama tiada, kemana hala tuju akhiratku?
Master kah yang dikejar? Duitkah yang dikepuk-kepuk untuk hidup?
No.
Kerja untuk amanah. Ilmu untuk pendamping.
Maka, tidak salah 2 in 1. Kerja+Belajar.
Penat dunia, moga dapat didik hati ini ingat pada akhirat. Insya Allah.
****************************************************************
Modul 1:
- Pengantar kepada Syariah Islam
- Pengajian Al-Quran
- Pengajian As-Sunnah
- Amalan Ijtihad
- Sistem Ibadat Islam
- Sistem Kekeluargaan Islam
- Sistem Jenayah Islam
- Sistem Muamalat Islam
- Syariah Islam dan Masyarakat Malaysia
- Sistem Politik Islam
- Sistem Pengadilan Islam
- Pentadbiran Syariat Islam di Malaysia
::Berkongsi Kasih, Tidak Sebanding Yang Pertama::
Untuk tatapan semua, untuk sumber inspirasinya.
Selasa, 7 Oktober 2014
::SaKiT TaPi SaYaNG::
"......" |
Banyak memberi duka
Banyak melukai
Banyak tidak melihat dan tanya khabarmu
Ketika sakit
Ketika gembira
Ketika duka
Banyak tiada saat kamu keseorangan,
Perlukan teman
Perlukan telinga dan hati
Mendengar dan memahami kisah-kisahmu
Maaf,
Kerap kamu memarahiku
Kerana acap kali kurang memahamimu
Menyakitimu
Tiada untukmu
Konon-konon faham akan keadaanmu
Ya,
Aku tidak sepertimu
Jauh... Sangat jauh
Makin kau mengenaliku
Mungkin makin kau nampak kekuranganku
Tak mengapa kau menjauhiku kerana kekuranganku
Aku juga berharap engkau layak mendapat yang terbaik
Moga kau dapat mencari pengganti yang lebih baik dariku
Walau apa-apa pun
Jika satu hari nanti sesuatu akan terjadi pada diriku
Kau hanya perlu tahu
Aku bersyukur pernah mengenalimu dalam hidupku
#saatdanwaktuituseolahmakinhampir#
Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi Muhammad itu pesuruh Allah.
#sayang1000kalisayang#
#sayangbiarbawakesyurga#